Minggu, 06 Oktober 2013

Bintang-Bintang Biru

Ku dengar suara kresek-kresek di belakangku. Dan sebuah cahaya jingga mengahampiriku. "Bunda". Segera ku usap air mataku agar bunda tak tahu bahwa aku sedang menangis. "Sudah bunda duga, hana pasti di sini" kata bunda dengan senyum indahnya. "Hana habis nangis ya?" lanjut bunda. "gak kok, bun" bantahku. "Anak bunda sudah gede, sudah ngerti cinta, hahaha" kata bunda sambil tertawa. Ku pun memeluk erat bunda. Menangis di pelukannya. Terasa kehangatan dan kenyamanan berada di dekat bunda. Air mataku semakin deras mengalir. "Hana tau ceritanya Ali Bin Abi Thalib saat memendam rasa cintanya pada Fatimah kan?" tanya bunda. "Iya, bun. Cinta itu menyakitkan ya, apalagi kalau dipendam" kataku. "Tapi percayalah nak, semua akan indah pada waktunya" kata bunda. "Ya, bunda. Hana percaya itu. Inni uhibbuka fillah" Kataku. Tiba-tiba bunda hancur menjadi sekeping bintang-bintang biru, terbang menuju langit lalu hinggap di atas sana. Tangisku semakin kuat. Aku butuh bunda sekarang, aku butuh pelukan bunda. Aku butuh pundak bundah untuk menenangkan perasaanku. Aku butuh senyuman bunda yang selalu menyejukkan hati. Namun ku dengar bisikan bunda "jangan awali cinta kalian dengan maksiat, percayalah semua akan indah pada waktunya". Tengadah aku mengahadap langit, bintang-bintang itu mulai menghilang. Langit pun mulai menghitam pekat. Dan langit mulai mengeluarkan gemuruhnya. Gerimis pun turun dari tempat persembunyiannya. Semakin lama semakin deras. Hujan. Ya, hujan. Dingin, namun menghangatkan jiwaku. ketika aku harus berbicara dengan diriku sendiri, ketika aku curhat dengan Alloh dan diriku sendiri. Ketika aku pergi dari keramaian dan memilih untuk sendiri. Pergi ke Bukit Bintang untuk curhat sama Alloh, sama Bunda, bahkan terkadang ku merasakan ada Yuda di sampingku. Menemaniku menulis di sini. Bersama Bunda. Bercanda bersama. Namun, lagi-lagi mereka hancur menjadi sekeping bintang-bintang biru. Pergi meninggalkan ku sendiri. Ah, itu hanya sebuah hayalan. Alloh is always with me. Jangan sedih, Han. Ku mencoba menguatkan diriku sendiri. :) Segera ku berlari pulang. Bahagia masih bisa berteduh di bawah rintikan Hujan-Nya. Bersambung... Karya : Royani Ruhui Rahayu

Jumat, 20 September 2013

Sebuah Kesederhanaan

Tumbuhan hidup penuh keikhlasan. Mau ditebang, dicabut, dibakar, dia terima-terima saja. Dia tidak stres. Dia hidup penuh kesederhanaan, dia menerima semua apa yang telah diberikan oleh Tuhan padanya. Dia menerima dengan ikhlas dihidupkan di atas batu, hidup di tanah yang mengandung banyak unsur besi, hidup di air keruh, dia menerimanya dan bersabar walaupun si manusia menganggap itu hal yang buruk. Tumbuhan hidup penuh dengan kesederhanaan. Kesederhanaan itu penting agar tidak stres. Hidup "WAH" hanya membuat penyakit kronis. Hiduplah dengan semampunya. Bersyukurlah atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan.

Senin, 15 Juli 2013

Hatiku tergores kesedihan ketika terucap salam perpisahan. Walau air mataku tak berlinang bukan berarti suatu kerelaan saat-saat langkah terayun jarak kita pun semakin membentang. Akankah semuanya jadi kenangan atau hanyut terbawa gelombang bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan.
-Viola-

Minggu, 14 Juli 2013

"Ini baru halaman pertama. Suatu hari nanti aku akan cerita kehidupanku yang sebenarnya kepadamu"

Minggu, 26 Mei 2013

Lirik Lagu "Aku Menyanyi"

(Lagu Daerah Kaltim)

Endak endaklah mendi endaklah mendi panasnya hari
Mendi mendi dibatang mendi di batang airnya keroh
Gubang gubang tambangan gubang tambangan membawa jukut
Jukut nyaman dipanggang nyaman dipanggang gangganya terong

Lagu ini lagu mainan, lagu ini lagu sindiran
Jangan heran etam mendengar
Lagu ini lagu mainan, lagu ini lagu sindiran
Hibur hati dengar aku menyanyi

Wadakleh urang seberang urang seberang menggangan asam
Namun etam di sini etam disini manggangan kacang
Putih bunga melati bunga melati harum baunya
Setangkai bunga kupetik aduh sayang tinggal daunnya

Lagu ini lagu mainan, lagu ini lagu sindiran
Jangan heran etam mendengar
Lagu ini lagu mainan, lagu ini lagu sindiran
Hibur hati dengar aku menyanyi

Sabtu, 25 Mei 2013

Lirik Lagu : Balarut di Sungai Mahakam

Sungai Mahakam
Memecah buih
Basinar putih
Diayun angin pohon rumbia

Prahu tambangan
Balarut banyu
Membawa urang
Basinggah-singgah di jembatan

Dari hulu sungai Mahakam
Tambangan bawa hasil bumi
Batubara wan batang kayu

Matan jaman Mulawarman
Tambangan balarut sini
Kada heran balarut di sungai Mahakam
Kada heran balarut di sungai Mahakam


Sabtu, 27 April 2013

SENYUM ituu......


Senyum itu ringan tak bersuara
tapi penuh makna
Senyum itu murah
tapi tak ternilai dengan rupiah
Senyum itu tak bertenaga
tapi besar motivasinya
Senyum adalah hal yang mudah
tapi selalu nampak indah
Senyum hanya hal yang biasa
tapi bisa jadi luaaarrrr biaasaaa
Senyum bagian dari ibadah yang mudah
tetapi berpahala setara dengan sedekah

Janji pada Negeri

Sampan kecil telah mengantarkannya
pada sebuah pondok rapuh di seberang
memang tak separah laskar pelangi
mata pensil itu pun patah
tak sanggup menggoreskan tulisan lagi
buku itu telah kusam
terisi goresan pena kecil
milik seorang anak bangsa
namun semua hanya seketika
ketika biaya telah terkuras
ketika pemimpin tak memiliki hati mulia
ketika sang anak pedalaman tak dapat lagi melanjutkan asanya
sekolah ke jenjang yang tinggi
kemanakah biaya pendidikan itu?
kemanakah para pemimpin itu?
apakah mereka masih berduduk santai
dengan fasilitas mewah dari dana itu?
apakah mereka masih suka tidur
dari sidang soal rakyat?
kemanakah hati baik seorang dermawan
yang mau memberikan
sekeping hatinya buat pendidikan negeri?
bukankah kita punya janji
pada mereka sang pejuang bangsa
yang telah mengorbankan darahnya untuk negeri ini?
mencerdaskan kehidupan bangsa
itulah janji kemerdekaan buat anak bangsa

Sang Anak Desa Seberang


05.30 pagi
“Bapak, Mama, Andi sekolah dulu” sebelum pergi ke sekolah Andi tak pernah lupa pamit dan mencium tangan kedua orang tuanya, dan dia pun bergegas pergi ke dermaga agar tidak ketinggalan ketinting.
Pergi sekolah di saat matahari belum menampakkan sedikit senyumannya dan disaat anak-anak daerah lain yang jarak rumah ke sekolah sangat dekat masih tertidur lelap, sudah menjadi kebiasaan anak-anak Kanduangan, Kabupaten Nunukan. Bukan hanya anak sekolah, para pekerja yang bekerja di Nunukan pun harus pergi pagi-pagi agar tidak terlambat.
Menyeberangi lautan dan melewati pulau-pulau berpenghuni maupun tak berpenghuni adalah makanan sehari-hari mereka. Tak ada rasa mabuk dan takut. Malahan itu adalah hal yang menyenangkan bagi mereka. Menikmati hembusan angin subuh yang dingin menusuk kulit.
Akhirnya Andi dan kawan-kawanya serta para warga lain tiba di dermaga Nunukan. Perjalanan belum selesai, mereka harus naik angkutan umum untuk sampai di tempat yang dituju, baik sekolah maupun kantor. Karena jarak yang sangat jauh, jadi sangat melelahkan jika ditempuh dengan berjalan kaki. Namun, berjalan kaki ke tempat tujuan mereka sudah menjadi hal yang biasa jika tidak ada kendaraan
Setiba di sekolah…
“Auw matilah kau Ndi, nanti razia dan rambutmu tuh janganlah kau berdirikan” Kata Josh tiba-tiba menegur Andi.
“Kau ni josh, baru juga ku datang sudah kau takut-takuti. Kau taulah rambutku ni berdiri karena diterpa angin laut bah..” kata Andi membela.
“Ah botek aja kau tuh” kata josh.
Loceng pun berbunyi, namun para murid masih banyak yang santai. Padahal hari ini adalah hari senin dan jadwalnya upacara bendera.
“1…….2……..3…….4…..” kata pak Anto dengan nada marah dengan menggunakan toak.
Ya, di sekolah ini kalau guru mau bicara harus pakai toak agar suaranya kedengaran.
“Teman-teman, pak Anto ngamuk… cepat baris!!” kata Ezra dengan nada sedikit ketakutan.
“PAAKKK……..PAAKKKKKK” suara pukulan rotan ke punggung murid-murid pun terdengar. Ada sebagian murid yang meronta kesakitan dan ada pula yang menangis.
Sudah hal biasa bagi menerima pukulan rotan jika tak menjadi murid yang tertib.
Upacara berjalan dengan tertib karena tak ada sedikitpun murid yang ribut atau kurang tertib dalam upacara. Karena jika mereka tidak tertib, rotan bisa saja melayang pada punggung mereka. Para murid pun segera ke kelas mereka masing-masing.
Seorang guru tiba-tiba masuk ke kelas Andi, kelas VII C. Bukan guru bidang studi, melainkan guru yang bertugas di bagian kesiswaan. Dia adalah Pak Anto. Guru yang paling ditakuti di sekolah. Jaman sekarang aturan kekerasan dalam mengajar tidaklah diperkenankan lagi, namun tidak berlaku pada guru ini. Katanya “tanpa kekerasan murid tidak akan tertib, yang penting tulang mereka tidak patah”.
“Alamak..kenapa pula ada razia segala ni, mana ku enggak pakai ikat pinggang lagi” kata Ezra dengan kesal.
“Pakai tali rafia saja Zra, buruan cari talinya” saran Josh dengan nada mengejek.
"Hhahahahahaha” tawa Andi, Josh, dan Ezra bersamaan.
“Yahh…ngolok saja terus” kata Ezra.
Tiba-tiba Pak Anto mendatangi mereka.
“Ini kenapa pada ngobrol, Andi kenapa kamu model-modelin rambutmu?” tanya Pak Anto.
“Enggak saya modelin Pak, memang sudah kayak gini modelnya” bela Andi.
“Ah bapak ini, kayak enggak tahu saja, Andi kan anak pulau seberang yang selalu diterpa angin laut” kata Ezra sedikit mengejek.
“Kau ini bah…” kata Andi sambil memukul punggung Ezra dengan pelan.
“Eh kau Zra, mana ikat pinggangmu?” tanya Pak Anto dengan nada tinggi setinggi puncak Jayawijaya.
“Eh…itu pak..anu….eeehhh…”kata Ezra terbata-bata.
Ezra dan beberapa teman-temannya yang lain pun dibawa ke kantor karena tidak menggunakan atribut yang lengkap.
“Rifky kemana ya, sudah seminggu enggak sekolah?” tanya Vitara.
“Tau ah gelap” jawab Josh.
“Iiihhh….reseknya… kalau gelap ya nyalain lampu, om Josh..” kata Vitara dengan kesal. “Ndi, dia kan satu pulau dengan kau” lanjutnya.
“Kalian tahu kan, dua minggu yang lalu ayahnya meninggal?” tanya Andi.
“Ya, tahu” jawab Vitara dan Josh.
“Nahh… dia bilang sih mau berhenti sekolah karena dia sekarang harus jadi tulang punggung keluarganya, dia bekerja untuk membiayai adik-adiknya” lanjut Andi.
“Sayang banget, dia kan anak yang pintar” kata Josh.
“Iya, lagian kan enggak boleh bekerja dibawa umur” kata Vitara.
“Mau gimana lagi, semua keluarganya sekkek, tak ada yang mau membantunya” kata Andi.
“Tapi kan sekarang sekolah gratis bro” kata Josh.
“Gratis sih gratis, tapi buku mau beli pakai apa? Daun? Lagian kalian tahu kan, enggak beli buku bukan anak guru. Walaupun dia pintar, tapi kalau rata-rata guru mewajibkan membeli buku, yahh..sama saja. Dan dia juga bilang dia belajar sendiri saja dirumah lagian guru kita juga jarang masuk dan memang benar sih kita lebih sering pelajaran kosong. Dan juga sekolah ini kekurangan guru, banyak guru yang mengajar tidak pada bidangnya” kata Andi. “Bu Uma sih sudah bilang ke Rifky, untuk biaya pendidikan dan biaya adik-adiknya, beliau yang tanggung makanya Rifky disuruh tinggal di rumah Bu Uma saja, tapi Rifky enggak mau. Takut ngerepotin katanya” Lanjut Andi.
“Andaikan semua guru seperti Bu Uma, mengerti muridnya” kata Vitara penuh harap.
“Betul..” kata Josh setuju.
“Dan andaikan pemimpin kita ini adalah Anies Baswedan, pasti pendidikan akan lebih diperhatikan” lanjut Vitara.
“Kalau cuma satu Anies Baswedan yang ada di dunia ini, ya percuma saja Tara. Sebaiknya andaikan banyak Anies Baswedan di dunia ini, sejahteralah kita” kata Josh.
Akhirnya tiba juga di akhir pelajaran. Dan bel pulang pun berbunyi. Andi tak sabar ingin segera pulang, karena dia akan membantu ayahnya panen rumput laut.
“Ndi, bagi-bagi ya rumput lautnya” pinta Vitara.
“Sip!!” jawab Andi.
Mereka pun pulang ke rumah mereka masing-masing. Begitu juga dengan Andi, dia dan teman-teman yang sewilayah dengannya segera ke dermaga. Untuk pelabuhan penyeberangan antar pulau memang dipisahkan, ada yang khusus menyeberangi pulau kecil di sekitar Pulau Nunukan dan ada yang khusus ke pulau-pulau yang jauh. Jadi kalau hanya menyeberangi pulau-pulau sekitar, mereka menggunakan pelabuhan kecil. Dan kembalilah mereka mengarungi lautan.
Setiba di Kanduangan, Andi segera mengayuh sepedanya menuju rumah. Andi memang sengaja menitipkan sepedanya di rumah warga sekitar pelabuhan Kanduangan. Karena jarak pelabuhan ke rumah Andi lumayan jauh. Dan disana tidak ada mobil angkutan seperti di Nunukan, yang ada di sini adalah mobil dengan ukuran besar, tinggi, serta ban besar pula, karena jalanan masih sangat jelek dan penuh dengan bebatuan. Biaya pun juga sangat mahal, Rp 10.000,- per orang.
Setiba di rumah, Andi segera mengganti pakaian, shalat zuhur, dan makan siang. Lalu dia segera membantu ayahnya panen rumput laut. Mata pencaharian warga daerah kanduangan mayoritas adalah nelayan, petani kelapa sawit, dan petani rumput laut. Namun, jika cuaca tak bersahabat tidak jarang para nelayan dan petani rumput laut yang mengalami musibah di lautan. Konflik dengan Malaysia pun tidak jarang mereka hadapi jika mereka melewati memasuki daerah Malaysia.
Namun, suatu hari desa Andi dikagetkan oleh suatu kabar.
“Pak Rt…. Pak Rt…. Pak Irwan, anaknya, dan kawan-kawan lainnya tenggelam” Kata seorang warga dengan panik.
Warga-warga pun segera penuju pesisir untuk menolong warga yang tenggelam itu. Alhasil, mereka dapat diselamatkan. Namun tidak dengan Pak Irwan, beliau ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Sungguh malang nasib keluarganya. Anaknya pun, Ansar harus terpaksa berhenti sekolah. Dan lagi, dua teman Andi dari Desa Kanduangan harus berhenti sekolah. Mereka harus bekerja untuk membiayai keluarganya. Bekerja dibawa umur. Suatu kesedihan buat Andi karena hal itu. Mereka tidak lagi bersama-sama naik ketinting ke sekolah.
Beruntung jika Andi masih dapat bersekolah, kebanyakan anak-anak Desa Kandungan tidak bersekolah karena faktor biaya, jauhnya jarak ke sekolah, dan juga karena harus menjadi tulang punggung keluarga . Karena hal itulah, Andi tidak ingin menyia-nyiakan usaha orangtuanya yang membanting tulang mencari biaya untuk pendidikannya. Dia ingin menjadi seorang guru. Guru yang sebenar-benarnya guru. Guru yang tidak makan gaji buta. Guru yang bisa menjadi motivator yang baik buat muridnya. Tak perlu mengikuti Indonesia Mengajar, toh daerahnya sendiri masih sangat kekurangan guru. Andi juga ingin mendirikan sekolah dari SD, SMP, hingga SMA di desanya, agar anak-anak di desanya tidak perlu susah payah lagi menyeberangi laut untuk sekolah. Mencerdaskan kehidupan bangsa, itulah janji pada negeri. Semua anak bangsa berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Suatu saat, Andi akan menepati janji tersebut.
Karya : Royani Ruhui Rahayu
***

Rabu, 27 Februari 2013

Negara Hemat Rp 2,11 T Bila Warga Berperilaku Sehat


Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyatakan, apabila gaya hidup hidup dan lingkungan sehat mampu diterapkan oleh masyarakat,  maka anggaran negara yang dapat dihemat minimal mencapai Rp 2,11 triliun per tahun.
    
Menurut menkes, banyak penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia bisa dicegah dengan pola hidup dan lingkungan yang sehat.
"Misalnya untuk penyakit paru-paru atau Ispa bisa dicegah bila masyarakat yang ada di lingkungan sekitar kita tidak merokok sembarangan," katanya pada pertemuan dengan insan kesehatan di Banjarmasin, Rabu (27/2/3013).

Dengan pola hidup sehat, tambah Menkes Nafsiah, kasus penyakit paru-paru bisa diturunkan hingga 90 persen dari jumlah penderita yang ada saat ini. Begitu juga dengan beberapa penyakit mematikan lainnya, seperti stroke, jantung, kanker, dan HIV/AIDS juga bisa dicegah, bila masyarakat bersedia mengikuti pola hidup sehat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.

Namun tambah dia, yang terjadi saat ini, penyakit-penyakit mematikan tersebut prosentasenya terus naik, seperti HIV/AIDS, banyak ibu rumah tangga dan anak-anak yang harus ikut menanggung tertularnya penyakit tersebut, karena para suami menolak untuk menggunakan kondom pada saat berhubungan yang bukan pasangannya.

Akibat hubungan tidak sehat tersebut, kata dia, juga menyebabkan banyak wanita atau ibu rumah tangga kini terserang kanker serviks, yang juga menjadi salah satu penyakit mematikan cukup tinggi di Indonesia.

Masih tingginya angka kematian akibat berbagai penyakit tersebut, membuat beberapa daerah mendapatkan rapor merah di bidang kesehatan. Berdasarkan hasil sementara Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, ada 5 hal yang masih mendapatkan nilai merah di bidang kesehatan, yakni angka kematian Ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), total fertility rate (TFR) atau angka kelahiran total, air bersih dan malaria.

Berdasarkan target yang ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Milenium ( MDG's)  tahun 2015, untuk AKI adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup, tapi saat ini masih di angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk angka kematian bayi, target MDG's harus mencapai 23 per 1.000 kelahiran hidup, namun pada 2012 masih 34 per 1.000 kelahiran hidup.

Guna meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, tambah dia, sebanyak 86,4 juta masyarakat miskin di Indonesia dijamin pemerintah di bidang kesehatan.

Sumber  :  KOMPAS.com

Peneliti Singapura Berhasil Ciptakan "Hantu"



(a) benda asli (b)perangkat menghasilkan dua bayangan benda di sebelah kanan dan kiri (c) objek digambarkan menyusut di antara dua "objek" di sampingnya.

Ngakak waktu baca Kompas online.. Ciptain hantu??? loh... kok.. :/

Naahhhh.....bagi penyuka anime “Naruto”, mungkin tidak asing dengan salah satu jurus memperbanyak bayangan diri dan dalam waktu bersamaan menyembunyikan sosok aslinya, yang seringkali digunakan Naruto ketika bertempur melawan musuh-musuhnya.

Sekelompok peneliti di National University of Singapore, telah berhasil mengembangkan prototipe alat yang memiliki kemampuan hampir serupa dengan jurus yang dimiliki tokoh rekaan Masashi Kishimoto itu.

Setelah melakukan berbagai riset, tim ini berhasil membuat prototipe alat yang mampu membuat sebuah benda menjadi tidak terlihat, dan pada saat bersamaan muncul ilusi bayangan lain (ghost illusion) dari benda tersebut di tempat yang berbeda.

Dalam uji coba yang dilakukan, peneliti meletakan sebuah silinder metal berukuran kecil ditengah alat ghost illusion. Pada penampil radar, silinder metal itu tampak menjadi tiga buah objek. Satu objek berada di tengah dengan ukuran lebih kecil daripada sebenarnya. Dua objek lain berada di sisi kiri dan kanannya.

“(Dengan alat ini) Kita mampu mengontrol bagaimana bayangan yang muncul akan terlihat,” ujar Cheng-Wei Qiu, fisikawan dari National University of Singapore.

Sejauh ini, prototipe ini baru mampu menciptakan satu bayangan tipuan dan bekerja pada pemindai dua dimensi seperti radar. Pengembangan ke depan, ditargetkan alat ini mampu merubah bentuk dari bayangan yang tercipta.

Qiu menambahkan, alat ini mungkin bisa bekerja pada bidang tiga dimensi yang memiliki satu titik pusat (concentric spheres).

Pembentukan ilusi di cahaya tampak secara teoritis mungkin untuk dilakukan. Setiap fitur dari alat tersebut harus dikecilkan agar sesuai dengan panjang gelombang cahaya tampak yang pendek.

Qiu menjelaskan, untuk bisa bekerja di panjang gelombang cahaya tampak, sekitar 600 nanometer, satu loop tembaga berdiameter 50 nanometer atau 2.000 kali lebih tipis dari rata-rata diameter rambut manusia.

“Panjang gelombang bukanlah masalah utama, tapi bahan-bahan untuk membuatnya yang menjadi kendala,” kata Qiu.

Temuan ini adalah temuan yang sangat bermanfaat, khususnya bagi dunia militer. Alat ini dapat membantu pesawat-pesawat militer menciptakan kamuflase yang lebih baik.

“Saat ini kami sedang bekerjasama dengan berberapa agen pertahanan untuk mengembangkan proyek yang lebih besar,” papar Liu kepada Livescience, Senin (25/02/2013). Hasil penelitian ini akan dipublikasikan di jurnal Advanced Functional Materials edisi mendatang.

Matahari Sore di PPU


Naik kapal kecil bergoyang goyang.....
Naik kapal besar tak punya uang....
satu tambah satu sama dengang duaa...

Senang banget bisa liburan ke Penajam Paser Utara. Walaupun sempat mabuk waktu di bis --"
Perjalanan berawal dari Samarinda-Balikpapan dengan menggunakan bis. Trus melanjutkan perjalanan dari Balikpapan-Penajam dengan menggunakan klotok(kapal kecil), kalau naik kapal Feri kelamaan.
Asiiiikkk........ nyebrang laut. Sebenarnya bukan laut sih, tapi teluk. Yang menakutkan adalah saat naik klotok. Rasanya dag dig dug daaarrrr..... kapalnya goyang goyang sih...
Perjalanan kurang lebih 15 menit. Waktu yang cukup untuk menikmati perjalanan. Melihat pemandangan sekitar. Iiinndaaaahhh...... bangetzzz..... Lautnya biru. Apalagi matahari sorenya. Seandainya berangkatnya agak sore pasti menikmati sunset yang WOW dengan mega-mega yang menemani sang matahari. Namun tak apalah, ini sudah cukup menyenangkan. Berharap "esok" bisa ke Penajam lagi. ^_^

Bukan Robot

Aku tak sekuat yang kalian pikirkan
Aku hanyalah gadis kecil yang masih berumur 17 tahun
Emosiku masih labil
Aku masih ingin bersenang-senang
Aku tau aku belum bisa untuk bersikap lebih dewasa
Tapi tahukah kalian?
Aku mencoba menjadi lebih dewasa
Tapi kalian terus mengekangku untuk melakukan apa yang kalian mau
Yang aku butuhkan dukungan
Bukan pemaksaan untuk menjadi yang kalian inginkan
Aku juga punya hati
Aku bukan robot

Senin, 25 Februari 2013

Menjadi Diri Sendiri Itu Lebih Baik

Jangan coba menjadi manusia hebat dan jangan paksakan diri untuk menjadi orang yang sempurna. Cita-cita seperti ini hanya akan membawakan pada kegagalan dan kekecewaan. Sebaiknya kita selidiki apa yang kita dapat lakukan dengan baik dan terus melakukannya dengan sebaik-baiknya. Mungkin hal-hal itulah yang merupakan kegemaran kita. Sebaiknya tugas-tugas lainpun kita lakukan dengan baik, tanpa melupakan pribadi kita. Janganlah kita terlalu memaksakan diri untuk melakukan hal-hal itu dengan sempurna.

Tersenyumlah :)

Senyum merupakan jendela wajah kita, yang menunjukkan bahwa kita orang yang baik hati. Senyum merupakan bahasa dunia yang dimengerti oleh siapapun.

Kamis, 24 Januari 2013

Aturan Hidup Prof. Dr. Julius Hacketual

1.  Nikmatilah hidup ini sebanyak mungkin.
2.  Senantiasa berlatihlah, jasmaniah maupun rohaniah.
3.  Jangan bekerja terlalu keras dan juga sisakan waktu untuk bersantai-santai.
4.  Jangan ada yang dilebih-lebihkan ataupun disia-siakan.
5.  Berikanlah banyak kasih sayang agar Anda juga menerima banyak kasih sayang.
6.  Seringlah berjemur di matahari supaya banyak keluar keringat yang sehat.
7.  Seringlah tertawa dan jangan malu untuk menangis.
8.  Jangan suka merasa jengkel.
9.  Tidah usah berbelas kasihan kepada kejahatan.
10.  Hindarilah dokter-dokter yang jahat.
11.  Sebelum terlambat, sebarkanlah pendirian Anda, asal saja pendirian itu pendirian yang baik.